Tuesday, February 12, 2013

TIGA CAPAIAN PENELITIAN BIORESOURCES LIPI

Tiga Capaian Penelitian Bioresources LIPI
Jumat, 8 Februari 2013

(Jakarta, 7 Februari 2013 Humas BKPI LIPI). Penelitian bioresources atau kekayaan hayati yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memberikan capaian yang komprehensif. Setidaknya ada tiga capaian yang signifikan dari kegiatan penelitian tersebut dari hulu sampai hilir, ungkap Kepala LIPI, Prof. Dr. Lukman Hakim saat menyampaikan sambutan pembukaan dalam acara Diskusi Panel dan Peluncuran Buku Bioresources untuk Pembangunan Ekonomi Hijau, Kamis (7/2), di Gedung Bappenas Jakarta.

Dia menjelaskan, capaian tersebut seperti, pertama adalah pengungkapan dan penamaan jenis/spesies baru yang meliputi flora, fauna dan jasad renik baik terrestrial maupun akuatik. Penemuan jenis baru sangat penting sebagai rujukan ilmiah bagi jenis tersebut. Jenis baru mengungkapkan perbendaharaan kekayaan hayati kita yang perlu digali manfaatnya, imbuhnya.

Kedua, lanjutnya, ialah produk rekayasa berbasis pemanfaatan bioresources. Sebagai contoh mikroba koleksi LIPI telah digunakan untuk formula pupuk hayati yang terbukti dapat meningkatkan produksi pertanian secara signifikan dan telah diaplikasikan di lahan pertanian di beberapa daerah seperti Wonogiri, Ngawi, Lampung dan Malino, Kalimantan. Bioproduk lainnya dari sumber mikroba yang sedang diteliti antara lain: antibiotik, prebiotik, enzim, energi dan pangan fungsional, jelasnya.

Lukman menambahkan, dalam bidang pangan, LIPI telah menghasilkan varietas padi Gogo berproduksi tinggi tahan penyakit blast dan cekaman lingkungan. Kemudian hasil domestikasi hewan, LIPI telah berhasil melakukan penangkaran hewan liar seperti udang galah, ikan betok, ikan sidat, arwana, ikan hias pelangi, landak, trenggiling, dan berbagai burung langka seperti burung perkici.

Ia menyebutkan bahwa budidaya teknologi reproduksi modern juga dilakukan oleh LIPI untuk membantu pengembangan pembibitan hewan ternak sapi dan ruminansia lainnya beserta teknologi pakannya. Hal tersebut untuk menunjang sektor swasembada daging dan susu. Teknologi ini langsung disosialisasikan kepada masyarakat dan Pemerintah Daerah (Pemda), katanya.

Dikatakannya, capaian ketiga adalah pengembangan kawasan konservasi eksitu. Konservasi juga merupakan tugas utama LIPI yang diwujudkan dalam pembangunan kebun raya daerah. Kita menargetkan pada tahun 2014, Indonesia memiliki 25 kebun raya yang kini telah selesai disusun master plan-nya dan sedang dalam tahap pembangunan, ujarnya.

Sebanyak 19 diantaranya dikelola oleh Pemerintah daerah dan 6 di bawah LIPI. Kita berharap pada tahun 2025 nanti, Indonesia sedikitnya memiliki 45 kebun raya yang kita perhitungkan akan mampu menampung seluruh kekayaan flora nusantara, tandasnya.

Lukman menuturkan, ketiga capaian tersebut melibatkan 6 Pusat Penelitian dan 4 Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang melibatkan kurang lebih 500 peneliti. Capaian tersebut tertuang dalam isi buku yang diluncurkan.

Prof. Dr. Emil Salim, Ketua dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Ekonomi dan Lingkungan Hidup menandaskan bahwa lembaga penelitian dan ilmuwan berperan mendukung pembangunan berbasis bioresources.

Ia mengapresiasi penerbitan buku bioresources tersebut. Harapan setelah itu adalah pembuatan peta bioresources. Peta ini akan menjadi pertimbangan bagi pemerintah pusat maupun daerah untuk membuat rencana pembangunan. Pemda bisa mengetahui sumber daya yang berpotensi untuk mencukupi kebutuhannya serta mencegah kerusakannya, pungkasnya.



» Arsip
» Diakses : 155 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment